Kamis, 21 September 2017

PROJECT INVENTION SMA SUGAR GROUP

PEMBUATAN BIOINSEKTISIDA PENGUSIR SEMUT MERAH (Oechophylla smaragdina ) DARI BIJI DAN DAUN SIRSAK (Annona muricata L.)





LAPORAN PROYEK INVENTION


Disusun Oleh:
Nadhira Dewiantari
XII Science C


SMA SUGAR GROUP
SITE PT GULA PUTIH MATARAM
LAMPUNG TENGAH
2016/2017





LEMBAR PENGESAHAN
Judul Proyek    : Pembuatan Bionsektisida Pengusir Semut Merah (Oechophylla smaragdina) dari Biji dan Daun Sirsak (Annona muricata L.)
Disusun Oleh     : Nadhira Dewiantari

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing dan Penguji pada tanggal 9 September 2016


   Pembimbing                                                   Penguji 1                                     Penguji 2


           
 Merlyana Sijabat                                                   Rizal                                          Benny P. Putera                                                                                           


Mengetahui,
Guru Invention


Laily Trio Andila




PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan laporan penelitian yang berjudul “Pembuatan Bionsektisida Pengusir Semut Merah (Oechophylla smaragdina) dari Biji dan Daun Sirsak (Annona muricata L.)”.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.    Ayah dan ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan, perhatian, doa, serta kasih sayang yang begitu besar,
2.    Ibu Merlyana Sijabat, selaku guru pembimbing yang telah bersedia memberikan pengarahan sehingga penelitian dan laporan ini dapat diselesaikan,
3.    Ibu Krisanti dan Ibu Laily Trio Andila selaku guru invention yang telah bersedia memberikan pengarahan dan bimbingan.
4.    Bapak dan ibu guru serta teman-teman SMA Sugar Group yang telah memberikan pengarahan dan masukan tambahan dalam penyusunan laporan ini,
5.    Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis sadar bahwa masih terdapat banyak kesalahan dalam laporan ini. Penulis mengharapkan saran dan kritikan terhadap laporan ini sehingga laporan yang jauh dari sempurna ini dapat lebih baik dan berguna bagi setiap pembaca. Atas masukan dan saran, penulis menyampaikan terima kasih.

Lampung Tengah, 23 September 2016


Nadhira Dewiantari


     


ABSTRAK
Pembuatan Bioinsektisida Pengusir Semut Merah (Oechophylla smaragdina) dari Biji dan Daun Sirsak (Annona muricata L.)
Oleh : Nadhira Dewiantari

            Proyek invention  ini berawal dari pengamatan peneliti terhadap kehadiran semut yang seringkali mengganggu. Semut-semut tersebut biasanya diberantas dengan pestisida sintetis atau insektisida anorganik. Namun, insektisida anorganik berbahaya bagi manusia. Oleh karena itu, peneliti membuat penelitian dengan judul “Pembuatan Bioinsektisida Pengusir Semut Merah (Oechophylla smaragdina) dari Daun Sirsak dan Biji Sirsak (Annona muricata L.), dengan tujuan untuk mengetahui bahwa ekstrak biji dan daun sirsak dapat dimanfaatkan sebagai bioinsektisida pengusir semut.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen, dengan membuat bioinsektisida dari biji dan daun sirsak secara maserasi yang kemudian diujicobakan dengan cara disemprotkan kepada semut yang mengganggu di lingkungan sekitar rumah. Bioinsektisida dibuat dengan cara mengambil ekstrak dari biji dan daun sirsak dengan merendamnya dalam alkohol, lalu mencampurkan ekstrak biji, daun sirsak dan air dengan perbandingan yang berbeda untuk setiap kelompok semut. Masing-masing 1:1:1, 1:1:2, 1:1:3, 1:2:1, 1:2:2, 1:2:3, 2:1:1, 2:1:2, 2:1:3, dan penulis memberikan variabel kontrol yaitu dengan menggunakan air saja.
Pada ketiga percobaan, peneliti menggunakan beberapa semut yang akan diamati. Yang menjadi objek pengamatan adalah waktu yang diperlukan semut untuk pergi menjauh dari tempat yang diberikan bioinsektisida tersebut. Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara biji, daun sirsak air 1:2:1 lebih efektif untuk mengusir semut karena hanya diperlukan waktu selama 24 detik untuk membuat semut pergi menjauhi tempat yang diberikan bioinsektisida tersebut.
Kata kunci : Insektisida, Daun Sirsak, Biji Sirsak, Semut


BAB I PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang
Semut merupakan serangga yang umum didapati di sekitar rumah. Semut hidup dalam kelompok atau koloni. Dalam satu koloni, semut dapat mempunyai anggota hingga jutaan ekor semut. Terkadang kehadiran semut-semut itu terasa mengganggu kita karena semut dapat menggigit sewaktu beraktifitas di lantai, sering memakan makanan, dan lain-lain.
Hal ini sejalan dengan Setyowati dan Furqonita (2007) yang mengungkapkan bahwa, “Semut (Dolichoderus thoracicus) merupakan serangga yang sering menjadi masalah karena ketertarikannya pada hal yang terasa manis. Semut seringkali mengerumuni makanan ataupun minuman dan menjadikan makanan atau minuman tersebut tidak layak santap. Jika menemukan suatu makanan, maka semut tersebut akan meninggalkan jejak berupa zat kimia tertentu dari tubuhnya sewaktu pulang ke sarangnya. Dengan mengikuti jejak tersebut, semut lainnya dapat pulang pergi ke tempat makanan sehingga membentuk jalur utama antara sarang dan tempat makanannya. Zat kimia tertentu itu disebut feromon.”

Banyak cara untuk membasmi semut dari rumah. Saat ini berbagai macam produk dihasilkan untuk membasmi semut. Produk untuk membasmi semut dapat berupa kapur anti semut ataupun dalam bentuk cair. Pembasmi semut ini umumnya terbuat dari bahan kimia. Pembasmi semut ini terkandung racun yang tidak hanya membahayakan serangga, tapi apabila digunakan dalam jumlah yang cukup banyak, juga dapat membahayakan manusia. Karena hal tersebut, perlu adanya kesadaran untuk menggunakan bahan-bahan yang tidak disukai semut namun lebih aman bagi manusia.
Disisi lain Maryani (1995) mengemukakan bahwa, “Biji sirsak mengandung bioaktif acetogenin yang bersifat insektisida dan penghambat makan (anti-feedant).” Sedangkan menurut Kardinan (2002), “Buah mentah, biji, daun, dan akar sirsak mengandung senyawa kimia annonain yang dapat berperan sebagai insektisida, larvasida, penolak serangga (repellent), dan anti-feedant dengan cara kerja sebagai racun kontak dan racun perut.”
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti akan membuat larutan pembasmi semut berbahan dasar biji dan daun sirsak.


1.2      Rumusan Masalah
1.2.1  Apakah biji dan daun sirsak dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan larutan bioinsektisida pengusir semut?
1.2.2  Bagaimana cara pembuatan larutan bioinsektisida pembasmi semut berbahan dasar biji dan daun sirsak?

1.3      Tujuan
1.3.1  Untuk membuktikan bahwa daun sirsak dan biji sirsak dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan larutan bioinsektisida pengusir semut.
1.3.2  Untuk mengetahui cara pembuatan larutan bioinsektisida pembasmi semut berbahan dasar biji dan daun sirsak.

1.4      Manfaat
1.4.1.  Untuk memanfaatkan biji dan daun sirsak sebagai bahan dasar pembuatan larutan bioinsektisida pembasmi semut.
1.4.2.  Untuk memberikan alternatif lain pengusir semut yang aman bagi masyarakat.

1.5      Hipotesis
Biji dan daun sirsak dapat dibuat menjadi bahan dasar larutan bioinsektisida pembasmi semut, karena biji dan daun sirsak mengandung senyawa aktif seperti acetogenin, annonain, flavonoid, saponin, dan tannin.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1   Teori Pendukung
2.1.1  Insektisida
Menurut Anonim (2015), “Insektisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan serangga dengan membunuh mereka atau mencegah mereka dari terlibat dalam perilaku yang dianggap tidak diinginkan atau destruktif.”
Insektisida dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu insektisida sintetik dan insektisida organik.
2.1.1.1     Insektisida Anorganik atau Sintetik
     Insektida sintetik adalah jenis insektisida yang tidak mengandung unsur karbon, merupakan hasil sintesa di laboratorium. Penggunaan insektisida sintetik dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan, hal ini dikarenakan insektisida tertentu dapat tersimpan di dalam tanah, selama bertahun-tahun dan dapat merusak komposisi mikroba tanah, serta mengganggu ekosistem perairan. Apabila masuk kedalam bahan makanan dapat bersifat racun sehingga membahayakan kesehatan manusia. (Zakapedia, 2013)

2.1.1.2     Insektisida Organik atau Bioinsektisida
     Insektisida organik merupakan bahan alami, bersifat mudah terurai di alam (biodegradable) sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia karena residunya mudah hilang. Senyawa yang terkandung dalam tumbuhan dan diduga berfungsi sebagai insektisida diantaranya adalah golongan sianida, saponin, tanin, flavonoid, alkaloid, minyak atsiri dan steroid. (Kardinan, 2002)
     Insektisida nabati atau insektisida botani adalah bahan alami yang berasal dari tumbuhan yang mempunyai kelompok metabolit sekunder yang mengandung beribu-ribu senyawa bioaktif seperti alkaloid, fenolik dan zat kimia sekunder lainnya. Senyawa bioaktif ini juga dapat digunakan untuk mengendalikan serangga yang terdapat di lingkungan rumah. (Naria, 2005)


2.1.2  Tanaman Sirsak (Annona muricata L.)
Tanaman sirsak memiliki banyak manfaat untuk bahan pengobatan herbal maupun untuk insektisida. Manfaatnya tersebut ternyata tak lepas dari kandungannya sebagai bahan insektisida. Menurut Kardinan (2002), “Salah satu tumbuhan yang tergolong famili Annonaceae adalah sirsak (A. muricata) yang merupakan salah satu tanaman penghasil insektisida. Daun sirsak mengandung bahan aktif acetogenin, annonain, saponin, flavonoid, dan tannin.”
Daru Wijayanti (2016:10) mengatakan bahwa, “Biji sirsak beracun, dan dapat digunakan sebagai insektisida alami, sebagaimana biji srikaya.”
2.1.3  Semut Merah (Oechophylla smaragdina)
      Semut adalah serangga yang termasuk dalam famili Formicidae dan ordo Hymenoptera. Semut meliputi lebih dari 12.000 jenis dan sebagian besar hidup di kawasan tropis. Sebagian besar semut dikenal sebagai serangga sosial, dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur beranggotakan ribuan semut per koloni. Anggota koloni terbagi menjadi semut pejantan, ratu semut, dan semut pekerja. (Hanna, 2014)
Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antenna, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke stangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) diantara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node.

2.2      Rujukan Penelitian Sejenis
Terdapat banyak cara untuk mengusir maupun membunuh serangga dengan menggunakan bahan alami, khususnya nyamuk. Dr. Sugeng Juwono Puwohusoso dari Yogyakarta meneliti daun sirsak dan biji sirsak untuk dijadikan sebagai obat nyamuk. Biji dan daun sirsak disuling. Hasilnya berupa infuse (cairan) yang kadar ekstrak racunnya adalah 10%. Ekstrak tersebut diberikan kepada larva instar III dari nyamuk Aides dan Cules yang direndam dalam 100 ml air. Dari 25 ekor nyamuk tersebut ternyata mati separuhnya. Dari ekstrak daun sirsak dengan 6,48 ml infuse dalam 100 ml air, 50% larva mati dalam 24 jam, sedangkan jika 5,5 ml sebanyak 50% mati dalam waktu 48 jam.
Dari biji sirsak, nyamuk Aides aegypti yang diberi 6,50 ml infuse ekstrak dalam 100 ml air, 50% larva mati dalam 24 jam, sedangkan 4,76 ml dalam 100 ml air sebanyak 50% larva mati dalam waktu 48 jam.
Sumber : Wijayanto D. 2016. Budidaya Sirsak .Indopublika.Yogyakarta.




2.3      Rujukan Bahan dan Metode
Anonim (2011) membuat larutan insektisida berbahan dasar biji srikaya. Srikaya mengandung senyawa annonain dan resin. Senyawa ini efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap.


2.3.1         Bahan
1.  15-25 gram biji srikaya
2.  1 liter air
3.  1 gram detergen

2.3.2         Alat
1.  Alat penumbuk
2.  Penyaring
3.  Ember

2.3.3        Cara Kerja
1.  Menghancurkan biji srikaya menggunakan alat penumbuk.
2.  Memasukkan remahan biji srikaya kedalam detergen dan air, membiarkan selama 1 malam.
3.  Menyaring larutan biji srikaya menggunakan penyaring.
4.  Larutan siap disemprotkan ke serangga.
Sumber : Anonim. 2011. Pembuatan Pestisida Nabati. http://ntb.litbang.pertanian.go.id. (Diunduh 2 April 2016).




BAB III METODOLOGI
3.1   Waktu dan Tempat
3.1.1      Waktu      : Februari – Agustus 2016
3.1.2      Tempat    : PT.Sweet Indolampung, Housing II Baru Blok E 392.

3.2   Alat dan Bahan
3.2.1      Alat
1.      Alat penumbuk
2.      Almunium voil
3.      Gelas mineral
4.      Penyaring
5.      Piring kecil
6.      Sprayer

3.2.2      Bahan
1.      Air
2.      Alkohol 70% 40 ml
3.      Biji sirsak 10 gram
4.      Daun sirsak 10 gram

3.2.3      Cara Kerja
3.2.3.1  Cara Pembuatan Larutan Daun Sirsak
1.      Menyiapkan 10 gram biji dan 10 gram daun sirsak.
2.  Mengeringkan biji dan daun sirsak tanpa diletakkan dibawah sinar matahari secara langsung.
3.      Menghaluskan biji dan daun sirsak menggunakan penumbuk secara terpisah.
4.    Merendam masing-masing sampel daun sirsak maupun biji sirsak menggunakan alkohol 70% dalam maserator yang ditutup dengan aluminium voil selama 24 jam, perbandingan antara masing-masing sampel dan alkohol adalah 1:2. Kemudian dikocok ±3 kali sehari.
5. Memisahkan larutan dengan ampas menggunakan penyaring untuk mengeluarkan ekstrak.    
6.      Membiarkan ekstrak diruang terbuka selama 3 jam agar alkohol dapat menguap dan meninggalkan zat-zat yang terlarut.
7.       Mencampurkan ekstrak biji, daun sirsak, dan air dengan perbandingan 1:1:1, 1:1:2, 1:1:3, 1:2:1, 1:2:2, 1:2:3, 2:1:1, 2:1:2, dan 2:1:3.
8.       Menyemprotkan larutan pada semut yang dipancing menggunakan makanan.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1      Hasil
Tabel 1. Hasil Rata-Rata Percobaan Pertama, Kedua, dan Ketiga
No
Perbandingan biji , daun dan air
Waktu
Keterangan setelah 2 menit diberi bioinsektisida
1
1:1:1
29,3 detik
Semut kembali mendekat
2
1:1:2
35,6 detik
Semut kembali mendekat
3
1:1:3
45 detik
Semut kembali mendekat
4
1:2:1
23,6 detik
Semut tidak kembali mendekat
5
1:2:2
33,6 detik
Semut tidak kembali mendekat
6
1:2:3
43,6 detik
Semut tidak kembali mendekat
7
2:1:1
33 detik
Semut kembali mendekat
8
2:1:2
41 detik
Semut kembali mendekat
9
2:1:3
50 detik
Semut kembali mendekat
10
Air saja
1 menit 11 detik
Semut kembali mendekat

Grafik 1. Waktu Rata-Rata Percobaan
5.2      Pembahasan
Dalam percobaan ini peneliti menggunakan metode maserasi, yaitu metode pembuatan ekstrak dengan bantuan pelarut yaitu alkohol (70%). Peneliti mendapatkan ekstrak dengan cara meletakkan rendaman diruangan terbuka dan membiarkan alkohol menguap, sehingga meninggalkan zat-zat yang terlarut. Setelah didapatkan ekstrak biji dan daun sirsak, peneliti mencampurkan ekstrak biji, daun, dan air dengan perbandingan yang bervariatif yaitu 1:1:1, 1:1:2, 1:1:3, 1:2:1, 1:2:2, 1:2:3, 2:1:1, 2:1:2, dan 2:1:3.
Penulis melakukan uji produk untuk menentukan komposisi biji, daun, dan air yang paling baik untuk mengusir semut. Penulis memancing kedatangan semut dengan remahan makanan yang diletakkan dilantai. Beberapa menit kemudian kelompok semut mendatangi remahan makanan. Lalu penulis menyemprotkan bioinsektisida terhadap semut sebanyak 3 kali semprotan. Penulis melakukan hal yang sama terhadap masing-masing perbandingan selama tiga kali percobaan. Lalu menghitung waktu rata-rata semut untuk menjauhi makanan. Setelah 2 menit pemberian bioinsektisida, penulis mengamati tempat semula dimana semut berkumpul.
Berdasarkan data yang telah didapatkan selama tiga kali percobaan, bioinsektisida yang memiliki perbandingan antara ekstrak biji, daun, dan air 1:1:1 membutuhkan waktu selama 29,3 detik untuk mengusir semut dari tempat semula. Setelah 2 menit pemberian bioinsektisida diketahui bahwa semut mendekat ke tempat semula.
Jika perbandingan diubah antara ekstrak biji, daun, dan air menjadi 1:1:2 dibutuhkan waktu selama 35,6 detik untuk mengusir semut dari tempat semula. Dari ketiga percobaan diketahui semut kembali mendekat setelah 2 menit pemberian bioinsektisida.
Jika perbandingan antara ekstrak biji, daun, dan air menjadi 1:1:3 dibutuhkan waktu selama 45 detik untuk mengusir semut dari tempat semula. Dari ketiga percobaan tersebut diketahui bahwa semut kembali mendekat setelah 2 menit pemberian bioinsektisida.
Pada percobaan dengan perbandingan ekstrak biji, daun, dan air 1:2:1 membutuhkan waktu selama 23.6 detik untuk mengusir semut dari tempat mereka berkumpul. Setelah 2 menit pemberian bioinsektisida tersebut, diketahui tidak ada semut yang kembali ke tempat semula.
Jika perbandingan diubah antara ekstrak biji, daun, dan air menjadi 1:2:2 dibutuhkan waktu selama 33,6 detik untuk mengusir semut dari tempat mereka berkumpul. Setelah 2 menit pemberian bioinsektisida diketahui tidak ada semut yang kembali ke tempat semula.
Pada perbandingan antara ekstrak biji, daun, dan air 1:2:3 dibutuhkan waktu selama 43,6 detik untuk mengusir semut dari tempat mereka berkumpul. Setelah 2 menit pemberian bioinsektisida diketahui semut tidak kembali ke tempat semula.
Jika perbandingan antara ekstrak biji, daun, dan air menjadi 2:1:1 dibutuhkan waktu selama 33 detik untuk mengusir semut dari tempat semula. Dari ketiga percobaan tersebut setelah 2 menit pemberian bioinsektisida diketahui semut tidak kembali ke tempat mereka berkumpul.
Pada perbandingan antara ekstrak biji, daun, dan air 2:1:2 membutuhkan waktu selama 41 detik untuk mengusir semut dari tempat mereka berkumpul. Diketahui dari ketiga percobaan tersebut semut kembali mendekat setelah 2 menit pemberian bioinsektisida.
Jika perbandingan antara ekstrak biji, daun, dan air menjadi 2:1:3 dibutuhkan waktu selama 50 detik untuk mengusir semut dari tempat semula. Setelah 2 menit pemberian bioinsektisida diketahui semut kembali mendekat.
Untuk percobaan pertama dan kedua yang hanya menggunakan air, dibutuhkan waktu selama 1 menit 11 detik untuk mengusir semut dari tempat mereka berkumpul. Dan setelah 2 menit pemberian air diketahui bahwa semut kembali ke tempat tersebut.
Selama percobaan tersebut peneliti telah mengamati respon semut terhadap bioinsektisida yang berbahan dasar biji dan daun sirsak. Bioinsektisida dengan kandungan daun sirsak yang lebih banyak dari pada biji sirsak, membutuhkan waktu lebih cepat untuk mengusir semut dan semut tidak kembali, karena kandungan bahan aktif dalam daun sirsak yang berguna sebagai insektisida lebih banyak dari pada dalam biji sirsak. Jadi menurut data tersebut, perbandingan paling baik antara biji, daun, dan air yaitu 1:2:1.
Menurut Kardinan (2002), “Daun sirsak mengandung bahan aktif acetogenin, annonain, saponin, flavonoid, dan tannin.” Sedangkan menurut Anonim, “Senyawa bioaktif yang ada pada biji sirsak adalah senyawa alkaloid yang terbagi dalam annonain serta acetogenin. Dimana senyawa acetogenin bersifat antifeedant bagi serangga sehingga tidak mau makan, annonain memiliki racun dan rasa yang pahit, merupakan enzim untuk pengerasan kutilkula insekta, saponin berfungsi mengganggu aktivitas pencernaan pada serangga, dan senyawa flavonoid yang dapat menghambat berbagai reaksi oksidasi, serta senyawa tannin berfungsi sebagai senyawa pertahanan yang bersifat toksik bagi serangga.



BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1  Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti dapat mengetahui bioinsektisida berbahan dasar biji dan daun sirsak (Annona muricata L.) dapat mengusir semut yang mengganggu lingkungan di sekitar rumah. Hal ini diketahui dengan cara membuat bioinsektisida dari biji dan daun sirsak secara maserasi yang kemudian diujicobakan dengan menyemprotkan pada semut yang mengganggu di sekitar rumah. Diketahui perbandingan antara biji, daun, dan air 1:2:1 lebih efektif mengusir semut karena hanya diperlukan waktu selama 23,6 detik untuk membuat semut pergi menjauhi lingkungan yang diberikan bioinsektisida tersebut serta tidak kembali ke tempat semula, karena daun sirsak mengandung bahan aktif acetogenin, annonain, saponin, flavonoid, dan tannin. Sedangkan biji sirsak mengandung racun, annonain, dan acetogenin.

5.2   Saran
Saran yang diberikan kepada inventor yang berniat melanjutkan proyek ini adalah menggunakan jenis semut yang berbeda atau objek lain dan menggunakan bahan dasar pembuatan bioinsektisida yang berbeda.



DAFTAR PUSTAKA
Hariana H. Arief. 2009. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya seri 3. Penebar  Swadaya. Jakarta.
Wijayanto D. 2016. Budidaya Sirsak .Indopublika.Yogyakarta.
Acus Cimis. 2016.  Cara Mengusir Semut pada Tanaman Secara Alami. http://www.duniakebun.com. (Diunduh 6 Februari 2016).
Anonim. 2016. Jurnal Laporan Semut. https://www.scribd.com.(Diunduh 7 Februari 2016).
Zaka. 2010. Tanaman Pestisida Nabati : Sirsak (Annona muricata L.). http://www.isroi.com. (Diunduh 7 Februari 2016).
Anonim. 2015. Kandungan Kimia Daun Sirsak. http://www.catatanbita.com. (Diunduh 11 Maret 2016).
Anonim. 2016. Pengertian Insektisida. http:// artikeltop.xyz/pengertian-insektisida.html. (Diunduh 2 Juli 2016)
Anonim. 2011. Pembuatan Pestisida Nabati. http://ntb.litbang.pertanian.go.id. (Diunduh 2 April 2016).
Anonim 2015. Khasiat Buah Daun Batang Akar Biji Bunga Sirsak untuk Mengobati Berbagai Macam Penyakit Kanker Tumor. http://portal-kesehatan.com (Diunduh 3 Juli 2016)
Hanna G.Fauzia. 2014. Biologi Makalah Semut.https://www.scribd.com. (Diunduh 30 April 2016)
Pasetriyani E.T. 2016. Pestisida Nabati, Mudah, Murah dan Ramah Lingkungan https://www.scribd.com. (Diunduh 25 Maret 2016).
Sudarminto Setyo Yuwono. 2015. Daun Sirsak ( Annona muricata L). http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/05/daun-sirsak-annona-muricata-l/. (Diunduh 20 Januari 2016).
Tenrirawe A. 2011.  Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak Annona muricata L Terhadap Mortalitas Larva Helicoverpa armigera H. pada Jagung. http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id. (Diunduh 25 Maret 2016).
Yulia Azmia Fitri. 2013. Pestisida Nabati : Ekstrak Biji Sirsak Dapat Menurunkan Palabilitas Ulat Grayak. http://pertanian.go.id. (Diunduh 7 Februari 2016)
Zakapedia. 2013. Jenis-Jenis Pestisida dan Penggunaannya. http://www.zakapedia.com (Diunduh 17 Juli 2016)



LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil percobaan
No
Perbandingan biji, daun, dan air
Waktu yang dibutuhkan untuk mengusir semut
Keterangan setelah 2 menit diberi bioinsektisida
1
1:1:1
29 detik
Semut kembali
                                             
2
1:1:2
35 detik
Semut kembali
                                               
3
1:1:3
45 detik
Semut kembali
                                          
4
1:2:1
24 detik
Semut tidak kembali mendekat
                                           
5
1:2:2
32 detik
Semut tidak kembali
                                           
6
1:2:3
44 detik
Semut tidak kembali
                                           
7
2:1:1
33 detik
Semut kembali
                                         
8
2:1:2
40 detik
Semut kembali
                                         
9
2:1:3
48 detik
Semut kembali
                                     
10
Air saja
1 menit 10 detik
Semut kembali


                                        

1 komentar:

  1. nice sis infonya klo mau tau lebih lanjut bisa dihubungi dimana ya?

    BalasHapus